Jumat, 28 Juli 2017

Bintang Pengejar (II)

Kukerahkan segala kemampuanku untuk bersinar, karena aku tahu ketika nanti aku menyentuh titik penghabisanku aku akan menjadi bintang yang paling terang dan paling diingat bagi manusia yang mungkin sedang mendongak mencari secercah cahaya. Aku juga yakin cahayaku akan menerangi mata yang kabur dan merekatkan hati yang hancur.

Namun bukan itu tujuan utamaku.

Ketika titik penghabisanku menyelesaikan semuanya dan memastikan aku ada di memori manusia, aku akan musnah.

Musnah.

Itulah satu-satunya cara untuk menghentikan penderitaanku.

Bintang Pengejar (I)

Aku adalah bintang yang bersinar. Aku selalu diselimuti kegelapan namun aku tak pernah terlelap dalam balutannya. Aku selalu memandangnya, kadang tak mengerti kenapa alam harus memadukanku dengannya. Sebenarnya kami cukup serasi, tetapi kegelapan itu selalu penuh kejutan dan aku tidak pernah siap ketika ia memaksaku untuk bersinar sangat terang hingga tenagaku terkuras habis.

Kenapa kami harus bersama? Aku lelah untuk terus bersinar. Kegelapan mungkin tidak melihatku berkeringat ataupun menitikkan air mata, namun tiba-tiba ia menyadarkanku.

Ia sedang membentukku menjadi bintang yang bersinar sangat terang-- dan itulah saat yang kuincar.