Senin, 22 Mei 2017

Kisah Setumpuk Buku Mewarnai

"We are, we are, the colors in the dark!"

Malam ini hitam bagiku walaupun aku sebenarnya selalu biru. Aku berjalan membawa palet warna namun tak membawa kuas, jadi aku hanya berjalan saja mengikuti warna yang ada tanpa mengubahnya. Beragam warna di sekitarku, sekitarku turut mewarnaiku, dan juga mewarnai yang masih bisa diwarnai.

Namun di tengah-tengah keramaian warna yang beragam dengan tujuannya masing-masing, ada warna yang seharusnya putih... namun malah menjual tumpukkan buku mewarnai, tanpa ia sendiri mampu mewarnainya. Ia sibuk menawarkan lembaran untuk diwarnai, tanpa ia sendiri mampu mewarnainya.

Atau mungkin... ia tak butuh lembaran buku mewarnai. Sekitar telah mewarnainya menjadi warna yang bukan seharusnya...

Senin, 15 Mei 2017

Kami ingin kamu berubah, Britney

Apa yang ada di benakmu ketika mendengar nama Britney di sekolah kita yang tercinta ini? Gila? Super aktif? Egois? Emosional? Troublemaker? Apa lagi?
Saya baru mengenal Britney di kelas 8 ini. Kelas 8C. Kelas yang setiap harinya mewarnai hari-hari saya dengan palet warna-warni. Dan sumber utama warna dari palet itu adalah Britney. Ia juga pemeran utama dalam drama berdasarkan kisah nyata di dalam buku refleksi. Ia juga topik yang sering diangkat dalam pidato Mr.Andy yang “menginspirasi”.
Selama awal-awal saya beradaptasi dengan lingkungan sekolah (dan beradaptasi dengan situasi kelas, tentunya), saya berusaha untuk membantunya. Kadang-kadang saat mengerjakan tugas. Tapi suatu kali, saat persiapan untuk TGT, ia meminta presentasi TGT saya, dan berkata akan digunakannya sebagai panduan. Namun, saya melihat presentasinya (sebelum hari H) dan saya mulai bingung. Kenapa font-nya banyak yang sama dengan milik saya? Susunannya kenapa persis? Animasinya kenapa sama? Dan akhirnya saya dekati dan saya hapus semua bagian yang sama. Ia berkata “Halah, Cuma font aja lo kei,” tapi saya gak peduli. Saya hapus juga presentasi saya di laptopnya. Dan bisa menebak apa yang terjadi?
“Loh kei kenapa dihapus semua? Itu aku bikinnnya di presentasimu itu!”
Dia bukan cuma meniru ternyata. Tapi mengcopy. Memodifikasi tanpa izin. Tahu rasanya gimana? Seperti memberi makan anjing, setelah kenyang dia menggigit. Lebih sakit daripada ditinggal gebetan. Mungkin.
Sejak itu saya merasa dikhianati sekali. Saya bikin presentasi itu susah dan dia dengan gampangnya, dengan tidak berperasaannya, dengan tidak tahu betapa saya bekerja keras membuatnya, mengedit dan mengakui kalau itu miliknya. Padahal jelas-jelas di nama file saya ada tulisan author: Kezia Kevina. Dan sejak itu, saya belajar untuk tidak berinjak-injak pada ular berbisa. Tidak lagi.
Sejak itu, setiap dia minta bantuan, dalam bentuk apapun, saya tolak dengan keheningan. Biarkan dia merasakan sulitnya minta bantuan. Salah sendiri kan? Kepercayaan itu susah dapet dan baliknya. Tapi ya namanya bukan Britney kalau gak keras kepala. Pendirian saya kadang roboh juga sih. Akhirnya bantuin juga. Tapi gak “sepenuh hati” seperti kemarin-kemarin.
Dia masih belum berubah. Dia masih mengumbar janji manis dan menyalahkan orang lain. Dia kebal terhadap sindiran keras. Dia kebal sama penyadaran yang hampir setiap hari diberikan. Padahal kita udah bleneg dengernya. Haruskah kita berlutut agar kamu berubah? Butakah kamu kalau kita berusaha keras untuk membuatmu berubah?
“Berubah itukan perlu waktu!” katanya.
Berubah itu memang butuh waktu, tapi waktu gak mau nunggu kamu berubah. Nunggu waktumu selesai? Nunggu kesamber petir? Nunggu ayam beranak kucing? Nunggu sakit parah? Nunggu mati?
Kadang saya (dan mungkin kita) merasa kalau Britney tidak akan berubah. Tapi kita masih punya hati. Walaupun sudah hampir hancur. Keseringan di hancurin.
Pernah suatu ketika pas pelajaran apa entah saya lupa, dia nangis. Lupa kenapa dia nangis bombay sebegitu hebohnya. Dan itu jadi refleksi terbaik saya. Dibacain sama Mr.Andy. Dan seketika saya menjadi sasaran panah cercarannya. Ini refleksi saya pas itu.
Wednesday, 14 th September 2016
Today is a amazing day. A tragedy happened in our beloved class, 8C. And I don’t want to talk about it. But, I can’t stop thinking why it can happen. Need attention? Stressed? Accumulated emotion? If she loves attention, she will happy to know (maybe) almost all today’s reflection talks about her. If she stressed, please don’t make yourslef stress, because you make us stress, so we’re stressed too, then make you stressed again .-. You’re not play group’s student again so don’t be so childish.
            In all tragedy we can get lesson. So what i can get today is... *jeng jeng*
            Life is hard.
            Don’t make yourself stressed because you deal with stressed person.
Semuanya jujur dari lubuk hati yang paling dalam. Dan jelas, itu gak langsung bikin dia berubah. Tapi setidaknya kita mencoba kan?
Seperti saya bilang tadi kita masih punya hati. Pernah suatu ketika entah bagaimana bisa, salah satu meja itu jatuh ke kakinya. Bukan mejanya sih, tapi bagian atasnya meja itu lepas. Seingat saya, dia lagi emosi pas itu karena review KWU nya banyak yang salah. Dia nangis. Kita punya hati. Ada yang mau mengambil salep ke bawah. Beberapa juga menghibur. Walaupun ada beberapa yang tetap tidak berperasaan. Yang penting kita berusaha kan?
Itu semua cuma sebagian kecil dari semua petualangan kita dengan Britney.
Tahun baru. Dua kata penuh makna. Dan entah apa maknanya bagi Britney. Setelah liburan, ia masuk sekolah dan saya, yang ternyata kebagian tempat duduk tepat disampingnya merasa kalau dia jadi diam. Itu hari pertama sekolah. Dan saya mengira kalau dia sakit, mangkanya dia diam dan tingkahnya teratur. Masuk refleksi saya.
Hari kedua. Saya absen. Hari ketiga. Masih bingung sama Britney. Mungkin masih sakit. Tapi yang menarik adalah, pas saya naik setelah latihan buat acara tanggal 12 (natalan), dia nyodorin catatan IPA ke saya. Tanpa diminta. Ini ada apa sih sebenarnya?
Hari keempat. Acara natalan. Kelihatannya dia gak sibuk ngobrol seperti biasanya.
Hari kelima. Dia diam aja pas Tarang main lempar-lemparan penghapus dan penghapusnya kena dia. Dia cuma bilang kurang lebih begini “Gak usah main terus lah”. Dan pas kita diskusi karena dia sekelompok sama saya dan Kezia E untuk bawa bahan IPA, dia rela dan antusias buat bawa ekstra. Ini ada apa sih sebenarnya?
Hari keenam. Sabtu. Britney nge-WA saya.
Kei
Kamu ipa bawa apa? Aku lupa batang sama akar ya? Kezia kentang, aku buah yang ada bijinya, daun sama bunga kan?

Saya jawab,
Iya aku batang sama akar

Dia jawab lagi,
Oke
Aku yang bawa bunga nya aja gk ush volen takute ntar volen kan blm tentu masuk gk senin itu.. ws tak cabuti lg an bunga2 n daun2 di tanaman ku ws tak pilihin yang paling bagus eman kalo di buang (emoticon ketawa)

Saya jawab lagi dengan bingung,
Lah kalo dicabuti sekarang pas hari senin busuk dong brit

Dia jawab lagi dengan entah perasaan apa,
Oh iya yaa
Waduh
Hahaha
Aku lupa

Saya jawab dengan pikiran kalau dia ternyata terlalu bersemangat,
Ckckckckckck
Terserah kamu dahh

Dia jawab lagi,
Ya wes ntik nek busuk tak buang aja tak cari yang baru lagi (emot ketawa)

Saya jawab dengan pikiran apakah dia memang sudah berubah?
Yaaa okee
Dia jawab,
Okeyy
Sipp (jempol)

Saya jawab dengan penuh penghargaan,
(Jempol)
Dia bener-bener niat sampai lupa kalau tumbuhan itu bisa busuk.
Beberapa hari yang lalu Mr.Andy bilang kalau guru-guru bilang kalau kelas 8C itu berubah. Dan saya yakin pasti ada hal yang menyangkut Britney.
Kita semua berharap kalau Britney benar-benar berubah. Dan semoga saja di tahun baru ini memang benar. Usaha kita terbayar. Kita tunggu saja.
Pertanyaan Reflektif:
1. Sudahkah anda ikut berjuang bersama demi sesuatu yang positif
2. Apakah anda akan terus berjuang kalau anda melihat apa yang anda perjuangkan itu terlihat tak bisa diharapkan?

Versi sebenarnya dari refleksi IPE yang dibacakan pada Senin, 15 Mei 2017 (Kami ingin kamu berubah, Alexa)

Selasa, 02 Mei 2017

Ada barang, ada harga

Mengapa butuh keriuhan untuk mencapai hening,
Mengapa butuh lautan untuk menjadi kering?
Kau tiran
Dia tiran
Aku?
Aliarcham!